Senin, 16 Februari 2015

Tetap Semangat bayangkan dan Doakan Tanaman Anda



Jendelah Rumah Sakit (8 Januari 2002)

DUA orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satuny yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.         
                Setiap hari kedua pria itu bercakap-cakap. Membicarakan keluarga, rumah, pejerjaan, dan ketelibatan mereka di ketentaraan, serta tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.
                Setiap sore, ketika diperbolehkan duduk, pria yang bangsalnya dekat jendela bercerita tentang apa yang terlihat di uar jendela. Rekannya begitu senang. Ia begitu bergairah membayangkan semua kegiatan dan warna-warna yang ada di luar sana.
            “Di luar jendela, ada sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang. Anak-anak bermain dengan perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan tangan menyusuri taman yang penuh bermacam bunga. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Sesuatu senja yang indah,” tutur pria pertama dengan detil.
            Pria lawan bicaranya terbaring memejamkan mata. Ia membayangkan semua pemandangan itu. Perasaanya menjadi lebih tenang. Cerita itu membuat hari-harinya di rumah sakit tidak membosankan lagi. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat.
            Di sore yang lain, pria dekat jendela bercerita tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski tidak mendengar, pria yang kedua dapat menyaksikan parade itu melalui gambaran pria dekat jendela gengan kata-kata yang indah.
            Begitulah seterusnya. Dari hari ke hari, sati minggu pun berlalu. Suatu pagi perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati pria dekat jendela itu tak bernafas. Ia perawat lain dan membawanya ke kamar jenazah.
            Malihat bangsa dekat jendela itu kosong, pria kedua meminta dipindahkan esana. Sang perawata menuruti kemauannya dan mempersiapkan bangsal itu. Ketika semuanya selesai, ia pergi untuk memanggil teman untuk membantu memindahkan sang pasien. Tapi, si pria, sang pasien itu, tidak sabar. Dengan perlahan dan menahan sakit, ia memaksakan diri bangun. Ia tak tahan lagi untuk bisa melihat keindahan dunia luar jendela itu.
            Jendela itu semakin dekat. Pria itu semakin bersemangat. Hatinya berdebar-debar. Begitu tangannya meraih bibir jendela, segera dipaksanya kepalanya melongok. Ia terkejut. Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!
            Ia memanggil perawat. “Mengapa temanku bercerita seolah-olah melihat pemandangan yang luar biasa indah di balik jedela ini?” tanyanya.
            Si perawat menjawab, sesungguhnya pria dekat jendela itu buta. Jangankan melihat pemandangan, tembok di balik jendela itu tidak dilihatnya. “Barang kali ia ingin memberimu  semangat hidup,” kata perawat itu bijak.
            Teman, saya percaya setiap kata selalu punya makna. Kata yang tepat mampu menelisik hingga sisi terdalam hati manusia dan membuat yang mendengarnya  tergerak. Tergerak untuk berbuat sesuatu. Itu yang kita dapat dari cerita di atas.
            Karena itu, saya percaya kata-kata santun, sopan,penuh dengan motivasi, dan mendukung akan memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Kata-kata seperti itu akan selalu menghadirkan sisi terbaik hidup kita. Ada hal-hal yang mempesonasaat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemurahan. Namun, menyampaikan kebahagiaan  akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.
            Karenanya, saya percaya, kita mampu menyampaikan sesuatu dengan ujaran santun dan sopan. Saya percaya kita bisa.#

disarikan dari sumber nn

1 komentar:

  1. Inspirasikan setiap perkataan anda kepada orang yang anada kenal dan anda cintai

    BalasHapus