Jumat, 10 April 2015

Benci boleh, bego jangan.

Kalimat diatas tidak saya sukai, tapi terasa pas buat menghibur hati, Ada kalanya seseorang tdk menyukai suatu kelompok dikarenakan tidak mengenal jauh. Yang ini tidak begitu parah dibanding benci dengan alasan yang tidak diklarifikasi dulu sebagaimana penutupan beberapa situs web Islam dan anti terhadap bisnis Jaringan akibat antipati atau pernah kecewa.

Berikut beberapa tanda tanya terhadap bisnis I-Gist :

1.Ini kan program bagus,kenapa nggak di sebarkan/dikampanyekan di tv nasional,cuma di tv lokal sekelas bali tv..?



Jawaban : Biaya iklan kita budget nya diberikan kepada Green Warrior yg mengiklankan , itulah konsep berbagi kita 

2. program ini akan menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat,kenapa tidak diambil sendiri oleh i-gist,kenapa melibatkan 

masyarakat,apa khawatir tidak akan berjalan lancar ?

Jawaban : Kalau menggunakan dana Igist sendiri , ada batasnya dan jauh dari kebutuhan kayu industri yg mencapai puluhan juta 

kubik kebutuhannya  , dan kalau pakai dana bank, tidak mungkin, karena hasilnya baru bisa didapat 5 tahun , sedangkan dana bank 

harus dibayar tiap bulan,

3.di cikarang ada perkebunan jabon, tapi kondisi pohon nggak maksimal pertumbuhannya karena pengelolanya kabur.

bagaimana dg jabon i-gist,jaminan apa pengelolanya selama menunggu panen tidak kabur ?


Jawaban : Semua bisnis ada risiko nya , bahkan beli teh botol pun ada risiko nya seperti tehnya kadaluarsa, salah produksi, sudah 

bekas, dll. Resiko dalam bisnis atau membeli produk itu bisa diminimalkan dengan memahami dengan benar produknya (sifat2 pohon 

jabon itu sendiri) , memahami legalitas Igist, memahami background dan pengalaman Igist, memahami potensi pasar Dan bisnisnya, 

dengan memahami hal2 tsb kita bisa mengukur risikonya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar